Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Ayahmu

Aku hanya bisa melihat sendunya suasana hati adikmu yang begitu pilu ditinggal meninggal ayahmu. Saat ia berhaji dan memimpin jamaah haji, saat ia difoto di pantai bersama mamamu, saat ia mengajar, saat kalian berfoto bertujuh di masjid yang kukenal, saat ia menjangkau ponakanmu, saat ia bercanda dengan ponakanmu. Aku hanya orang asing yang tidak pernah bertemu langsung dengan beliau. Tapi terkesan jelas bahwa ia penyayang dan pekerja keras. Ia figur ayah teladan di mana anak-anaknya pasti akan selalu mendoakannya, juga mencontoh dan meneruskan kebaikannya. Ketiga adikmu sangat terlihat bersedih dan kehilangan. Berita wafatnya ayahmu tersiar di nadi almamater sekolahmu. Yang kemudian aku tau, bahwa ia salah satu guru yang dihormati di pondok itu. Seperti Bilal bin Rabbah, yang tak berubah saat tekanan melanda. Ia tetap menyebut "Ahad...Ahad". Meski telah diambil Tuhan, ayah tetaplah cinta pertama anaknya. Seperti cintanya Majnun pada Layla yang telah mati. Lalu Majnun b

Jangan Merana

Kata sebuah tulisan, hati itu luas tak berbatas. Bisa mengenang, mengharapkan, membenci, juga menyukai sesuatu. Jika ada yang bisa kukenang, itu adalah masa-masa ketika kumasih bersekolah dulu Jika ada yang bisa kuharapkan, kuharap aku menuruti keinginan hatiku untuk mendatangi wisuda ke 90 itu sekalian bertemu keluargamu untuk membalas kedatanganmu padaku menemui orang tuaku sebelum kita lulus. Jika ada yang bisa kubenci, aku telah membenci diriku sendiri yang mencetuskan keonaran ini. Jika ada yang bisa kusukai, itu adalah berjalan bersamamu dalam ikatan takdir yang direstui dengan nama pernikahan Tapi itu hanya bayangan belaka. Cerita semu khayalan hati. Hati yang mengkhianati dirinya sendiri atas takdir yang Tuhan gariskan.. Ia telah sempurna bersama yang lain, penggantimu seperti yang kau pinta. Jalani hidupmu sendiri, yakinkan kembali keputusan yang telah kau injak, senestapa apapun itu... Sebab, itulah jalanmu. Toh hidup tak selamanya nestapa. Hidup tak selamanya gulana. Ada

Hanya Rangkaian

Aku hanya punya pena dan kertas untuk menceritakan segalanya. Jika bisa kuputar waktu lewat Mesin Waktu, tentu tidak akan kuratapi kecewa di hati atas nuansa seperti ini. Nuansa bahagia semu yang membuatku ingin menarik akar permasalahannya namun akhirnya terjawab juga, selaras dengan apa yang kurasa. Mereka tidak nyambung denganmu. Hanya ada segelintir yang memahami namun tak bisa berbuat apa-apa. Lagu sedih dan kisah pilu membuat terjatuh kembali air mata ini Air mata yang tidak seharusnya keluar jika tangan ini kau genggam Aku telah memilih sekam dan meninggalkan permata dalam balutan jerami yang tidak kukenal. Padahal sebenarnya, permata itu yang kuharapkan

Nasihat Nenek

Selagi aku masih duduk di bangku SD, tidak jarang aku sering menginap di rumah kakek dan nenek di Kecamatan Jatinegara. Hal ini mungkin dipicu oleh sibuknya mamahku memiliki tiga orang anak yang masih kecil-kecil. Kelas 6 seingatku waktu itu. . . Di sana, nenek tinggal bersama kakek dan dua orang anaknya yang masih belum menikah, Om Hasan dan Tante Zakiyah. Keduanya merupakan adik kandung mamahku. Tante Zakiyah sibuk kuliah dan Om Hasan masih SMA. Di sana, selain mengerjakan PR matematika sekolah yang dibimbing Tante Zakiyah di rumah nenek, aku ikut membantu menyapu lantai. Saat itu aku masih anak-anak, belum bisa memasak. Di sana jadi dibandingkan dengan sepupu sepantaranku yang merupakan anak uwa. Bagi orang Betawi, tidak bisa memasak merupakan aib. Setidaknya, bisa memasak walau gorengan dan sambal, atau tumis-tumisan. . . Ketika duduk di bangku kelas 6 saat itu, aku telah memiliki dua orang adik. Tidak mudah berekspresi bagiku saat itu. Aku kecil lebih banyak diam, tersenyum, men

Kehamilan Anak Ketiga

Sebenarnya kelahiran Bilsha sudah lama, hampir di akhir tahun lalu. Kalau diingat-ingat bagaimana saya mengalami kehamilan saat itu, cukup lucu karena saya hamil tapi tidak tau bahwa saya dalam keadaan sedang hamil. Ini sampai usia 2 minggu **gak lama sih ya  Jadi saat bulan September 2019, kk ipar saya yang tinggal di Malang mulai pindah menginjakkan kakinya di Jakarta. Kebersamaan bersama istri kk ipar dari mulai jalan-jalan ke Jonggol, berenang di kolam umum bawa anak-anak (kk-kknya Bilsha dan mbak Alyssa), juga main di mal Graha Cijantung. Sudah seperti kakak sungguhan bagi saya karena saya kebetulan tidak punya kakak kandung (karena saya anak pertama).  Nah sekitar bulan Februari 2020, kebetulan istri kakak ipar nge-WA mengajak berenang di kolam renang khusus wanita, House of Shafa-Tebet. Saat itu saya tidak mengiyakan yang sebelumnya selalu sepakat. Saya merasa tidak enak badan. Agak greges badan dan ga pengen keluar rumah. Akhirnya beliau berangkat berdua bersama anaknya le

Curhat tentang Hubungan Ideal dengan Pasangan Yang Seharusnya

Pernikahan memang hal misteri yang tidak bisa kita tebak ada ujian apa di dalamnya. Rasa sedih, kecewa atas pasangan yang kita punya harap atasnya, pertanyaan-pertanyaan dalam hati tentang apakah ini benar, apakah dia pasanganku, kenapa aku merasa sendiri bertumbuh mengasuh anak-anak sehingga tidak nyaman dengan tingkah cueknya yang bersikap semaunya. Mungkin setiap individu yang menikah pernah ada di fase itu. Yang sedang aku rasa sekarang adalah aku banyak menonton kasus si pasangan selebriti yang akhirnya aku berkaca dari mereka. Ternyata terlalu banyak menyimak kondisi dan kesedihan mereka dapat membawa kita dalam sikap berani melawan ketika kecewa terhadap pasangan. Pasangan seharusnya menjadi tempat ternyaman. Hellow, elo nikah sama manusia yang punya rasa punya pikiran. Ajak bicara dong! Komunikasi agar pernikahan kalian sepaham dan seru!! Misalpun kurang sepaham tapi sering ada minta maaf dan menyepakati pembicaraan, maka masih dapat dimengerti. Setelah kita lela

Siapa yang Nihil Sembilan Puluh Tiga Persen

Kalau jaga jarak, dia bisa mikir lebih realistis kayaknya, mikir lebih luas dan lebih jauh. Nah dari kmaren kemana aja kan? Daripada nempel tapi bikin kesel terus, jaga jarak ajah cuekin biar dia banyak mikirnya dibanding pengennya dilayanin terus. *****, hatiku masih menyebut namanya saat ia keletihan sendiri menerapkan sendi-sendi yang ia ketahui dengan benar. Ingin curhat rasanya Ingin merasakan lagi rasanya ditanggapi Ingin apa yang kuterapkan juga dipahami suami. lagi-lagi ia menyelisihi dan bertegang pendapat sehingga aku kesulitan mengurus anak-anak. Laki-laki tidak suka dikomandoi. Tapi aku tidak bisa mendampingi prinsipnya yang serba ingin bebas dan maunya dilayani tapi urusan yang jadi tanggung jawabku tidak ia bantu seperti mengurus anak, membantu meringankan cuci piring atau buang sampah yang sebenarnya bisa laki-laki lakukan. Kita adalah kumpulan pengalaman yang kita lewati dan yang pernah kita tergabung di dalamnya. tarbiyah telah mendidikku dan menjadi acuanku. Ka

Sekilas Tinta

Aku pernah menyeret diriku untuk tidak meyakini keadaan tetapi karena aku bertahan di keadaan tersebut, aku mulai terbiasa walau sebenarnya keadaan tersebut memang pantas untuk tidak diyakini. lalu jika keadaannya tidak bisa diubah, apa yg sekarang harus aku lakukan karena aku telah menyelisihi dasar hatiku. ??? aku telah berkhianat kepada hati kecilku sendiri dan amat menyesalinya. €€€€ hai kamu, aku hanya ingin hidup normal koq sebagai istri, pendamping siapapun yang menjadi pasanganku. tapi kamu, mengapa seberat itu untuk menyesuaikan frekuensi denganku? aku sangat menghargai hubungan maka jika belum sefrekuensi, aku menarik kamu agar sefrekuensi denganku tetapi kamu tidak mau, menolak mentah-mentah, bahkan mencelaku kau katakan "aku ini suamimu bukan anakmu! ga usah maksa-maksa aku sesuai harapan keinginanmu!! bentuk saja anak-anakmu, hanya anak-anakmu seperti maunya kamu." sejujurnya aku tidak bisa percaya dia lagi. tapi hidupku hari ini masih bergantung denganny

Rupanya Aku Sempat Jatuh Hati

Di antara kios mie ayam bangka dan rental komputer, aku tinggal. Deretan samping kampus negeri di Jakarta. Kontrakan 4 petak yang terdiri dari teras depan, ruang tamu bersekat dengan kamar tidur tempat kami menaruh kasur lipat, lalu kamar mandi yang berukuran sepertiganya kamar tidur. Aku tinggal di sana tahun 2009 dan 2010 saat semester 4 dan 5 bersama Natra dan Novi dari jurusan lain. Jadi kami menyebutnya Kosan 3 N: Natra, Novi, Nina. Nina pertama menikah, lanjut Novi menikah dan terakhir Natra menikah dengan teman KKN kami. Novi sudah menjadi karyawan BPPT sekarang. Nina berwiraswasta, dan aku tidak tahu kabar Natra sekarang. Saat itu, aku sedang mengerjakan tugas kuliah. Merangkum jawaban esai, soal dari dosen. Sampai kemudian Natra memanggilku. "Nin, ada yang nyari tuh di pager!" Aku merasa heran. Tak terpikir siapa yang menyambangi kosanku di hampir maghrib begitu. Aku merasa tanggung untuk menyelesaikan nomor tugasku. 'Laki-Laki??' Novi dan Natra saling be

Jangan Menjadi Seperti Radwati

Radwati adalah seorang wanita kelahiran 1953 yang menikah dengan seorang pria agak tua selisih 10 tahun di atasnya. Setelah Radwati menikah, ia memiliki 3 orang anak yang kesemuanya mendapatkan limpahan kasih-sayang. Suami Radwati seorang pekerja di bank pemerintah, dulunya. Radwati masih berusia 22 tahun saat mengenal suaminya, Bambu. Bambu seorang pria keturunan Madura yang bertubuh gempal, berambut keriting, dan berbulu lebat di banyak bagian tubuhnya. Bambu adalah suami yang baik. Ia tidak pernah berputus-asa dan pekerja keras agar kelak anak-anaknya bisa hidup berkecukupan. Bambu dan Radwati memberi nama anak pertama mereka Doni, Rima, dan Arif. Radwati termasuk perempuan berkemauan kuat sehingga saat anak-anaknya tersudut, ia akan membela mati-matian sehingga anaknya lupa berintrospeksi dan menganggap masalahnya sudah tuntas. Radwati lupa mengaharkan kepada anaknya arti menyayangi orang lain, arti kepekaan, juga solidaritas. Rasa sayang Radwati ke anak-anaknya menyebabkan

Bukan Pernikahan Paksaan

Masih saja Tiana meratapi rasa sedihnya pisah dengan teman baiknya sewaktu di bangku kuliah. Ia dinikahkan dengan seseorang yang lain yang baru ia kenal. Tiana menerima karena menghargai pilihan yang datang melalui teman ibunya. Tentunya ini membawa konsekwensi tersendiri di hati seorang Tiana. Siapa sangka, Tiana yang kalau orang luar melihatnya ramah, lembut, tidak suka membahas aib orang lain, kini menjadi berseberangan. Tiana bercerita kepadaku bahwa sebelum ia menggelar acara lamaran, saat ia akan ke pasar grosir untuk membeli perlengkapan seserahan bersama calon suaminya, tas dompetnya terhempas di mana di dalamnya ada KTP, SIM A, SIM C, Kartu mahasiswa, kartu perpustakaan kampus, kartu donor darah, dan kartu ATM. Sebelum menikah, Tiana tak mengira itu hanya firasat. Namun setelah menikah dengan seseorang yang bukan harapannya, Tiana baru menyadari bahwa kejadian itu mungkin adalah upaya Tuhan untuk memberitahu sesuatu. Tiana dan suaminya hanya beda dua tahun. Keduanya semp

Seperti Pernikahan yang Seharusnya

Mengenal orang yang kemudian kita panggil pasangan hidup, itu berlangsung seumur hidup. Tidak cukup bagi kita untuk mengenalnya hanya sebulan dua bulan. Karena fase kehidupan selalu bergulir dan itu memerlukan penyikapan yang benar. Yang menjadi masalah kemudian adalah bukan dari masalahnya tetapi cara menyelesaikannya. Hampir saja saya menggugat untuk melepas status. Sudah tanya-tanya ke konsultan hukum malah. Waww banget ya. Yang harus kita ingat, iblis itu berpesta dan bersuka-ria jika berhasil merusak hubungan pernikahan yang di dalamnya ada anak. Yang harus kita perhatikan adalah, bagaimana menjaga pernikahan biar langgeng. Berarti kita harus berupaya menyenangkan pasangan karena lambat-laun, rasa cinta itu pasti terkikis. Kesenangan hati, rasa bahagia bersama keluarga itu harus dihidupkan sehingga api pernikahan tidak padam. Kalau kita selaku pasangan senantiasa buat kekecewaan, hal yang bikin pasangan hilang rasa, tidak mustahil pernikahan menjadi rusak, termasuk g

Syukur

Jam menunjukkan pukul 21.15. Anak nomer 2 dan ayahnya sudah tidur. Anak nomer 1 nginep di rumah neneknya. Anak nomer 3 masih dalam dekapan saya. Saya sedang menyusui. Dipikir-pikir, Allah telah menitipkan semua yang baik pada saya. Ada anak-anak yang bikin ramai rumah walau banyak cerita suka-dukanya, ada suami yang baik memberikan nafkahnya, ada rumah tempat berteduh walau bukan rumah yang besar dan berhalaman luas, ada orang tua, ada adik-adik yang bisa divideocall kalau kangen, ada dua kakak ipar perempuan yang baik dan pintar, juga kakak ipar laki-laki yang pembela, juga ada ibu mertua yang tegar ditinggal dua anaknya merantau ke kota metropolitan. Alhamdulillah.. hanya Alhamdulillah, Allah memberikan skenario yang indah. Tapi menurut Al-Qur'an, dunia ini tempatnya ujian. Ada ujian kesenangan, juga ada ujian kepahitan. Orang yang tidak dititipi anak bukan berarti itu buruk untuk dirinya. Allah punya cara terbaik dalam menuntun manusia menuju keridhoan-Nya. Jangan bersedih,

Bayiku Konstipasi ?? (1)

Apa sih konstipasi? Konstipasi itu sembelit. Susah keluarkan feses dari tubuh manusia. Setelah saya konsul di Alodokter oleh dokter, konstipasi pada bayi dapat dipengaruhi oleh 3 hal, yakni: 1. Sufor yg tidak Cocok 2. Asupan makanan yang kurang serat, kurang minum air putih 3. Infeksi bakteri/virus. Yang rasanya nyess di hati sy yaitu poin nomer 2. Rasa-rasanya saya juga memberikan buah dan sayur tapi saya terlalu bersemangat memberikan bubur beras matang yang saya beli 1 cup seharga Rp5.000,- Tersadar kembali bahwa MPASI adalah kepanjangan dari "Makanan Pendamping" ASI. peran pendamping tidak lantas menjadi yg utama. Yang utama tetaplah pemberian ASI pada setiap dua jam sekali (ini versi saya). Sehingga jadwalnya: ASI jam 6 pagi, mandi jam 7 pagi, MPASI jam 8-9 pagi, jam 10 pagi tidur pagi/main, jam 11-12 MPASI sayur buah (brokoli, ubi, wortel, buah naga, semangka, pisang)..kalau bayi masih lapar kembali bubur sehat. jam 13 tidur siang , jam 14 cemilaan puding, atau buah

Kusadari setelah 10 tahun

Bertahun-tahun aku menyimpan rasa tidak nyaman pada orang yaang menjadi suamiku, kini, di tahun kesepuluh, aku mulai mmahami garis takdir hidupku untuk menjadi temannya. aku tak sayang tapi aku patuh padanya dan melihat keduaorang-tuaku. ternyata rasa kurang sayang itu berasal dari ketidakmengenalanku kepadanya. setelah ikut mudik ke kampungnya di mana di sana di rumah tempatnya lahir tinggal ibunya seorang, aku menjadi paham bahwa ibunya sudah sangat tegar melepas kedua anaknya yang pergi merantau untuk melakoni tugas mencari nafkah, berkeluarga, dan semoga saja berkembang. kita memang harus menggantungkan hidup kita pada Tuhan agar setiap keterperosokan tak membuat kita terlalu kaget dan setiap kemenanjakkan tak membuat kita menjadi bangga diri. Suamiku adalah seorang petarung. Allah telah menuliskan namanya di antara nama-nama yang berlalu. 9 tahun aku hanya punya tepo seliro untuk menjadi anak yang patuh pada orang tua dan istri yg taat pada suami. yang semula kubenci padanya