Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Syukur

Jam menunjukkan pukul 21.15. Anak nomer 2 dan ayahnya sudah tidur. Anak nomer 1 nginep di rumah neneknya. Anak nomer 3 masih dalam dekapan saya. Saya sedang menyusui. Dipikir-pikir, Allah telah menitipkan semua yang baik pada saya. Ada anak-anak yang bikin ramai rumah walau banyak cerita suka-dukanya, ada suami yang baik memberikan nafkahnya, ada rumah tempat berteduh walau bukan rumah yang besar dan berhalaman luas, ada orang tua, ada adik-adik yang bisa divideocall kalau kangen, ada dua kakak ipar perempuan yang baik dan pintar, juga kakak ipar laki-laki yang pembela, juga ada ibu mertua yang tegar ditinggal dua anaknya merantau ke kota metropolitan. Alhamdulillah.. hanya Alhamdulillah, Allah memberikan skenario yang indah. Tapi menurut Al-Qur'an, dunia ini tempatnya ujian. Ada ujian kesenangan, juga ada ujian kepahitan. Orang yang tidak dititipi anak bukan berarti itu buruk untuk dirinya. Allah punya cara terbaik dalam menuntun manusia menuju keridhoan-Nya. Jangan bersedih,

Bayiku Konstipasi ?? (1)

Apa sih konstipasi? Konstipasi itu sembelit. Susah keluarkan feses dari tubuh manusia. Setelah saya konsul di Alodokter oleh dokter, konstipasi pada bayi dapat dipengaruhi oleh 3 hal, yakni: 1. Sufor yg tidak Cocok 2. Asupan makanan yang kurang serat, kurang minum air putih 3. Infeksi bakteri/virus. Yang rasanya nyess di hati sy yaitu poin nomer 2. Rasa-rasanya saya juga memberikan buah dan sayur tapi saya terlalu bersemangat memberikan bubur beras matang yang saya beli 1 cup seharga Rp5.000,- Tersadar kembali bahwa MPASI adalah kepanjangan dari "Makanan Pendamping" ASI. peran pendamping tidak lantas menjadi yg utama. Yang utama tetaplah pemberian ASI pada setiap dua jam sekali (ini versi saya). Sehingga jadwalnya: ASI jam 6 pagi, mandi jam 7 pagi, MPASI jam 8-9 pagi, jam 10 pagi tidur pagi/main, jam 11-12 MPASI sayur buah (brokoli, ubi, wortel, buah naga, semangka, pisang)..kalau bayi masih lapar kembali bubur sehat. jam 13 tidur siang , jam 14 cemilaan puding, atau buah

Kusadari setelah 10 tahun

Bertahun-tahun aku menyimpan rasa tidak nyaman pada orang yaang menjadi suamiku, kini, di tahun kesepuluh, aku mulai mmahami garis takdir hidupku untuk menjadi temannya. aku tak sayang tapi aku patuh padanya dan melihat keduaorang-tuaku. ternyata rasa kurang sayang itu berasal dari ketidakmengenalanku kepadanya. setelah ikut mudik ke kampungnya di mana di sana di rumah tempatnya lahir tinggal ibunya seorang, aku menjadi paham bahwa ibunya sudah sangat tegar melepas kedua anaknya yang pergi merantau untuk melakoni tugas mencari nafkah, berkeluarga, dan semoga saja berkembang. kita memang harus menggantungkan hidup kita pada Tuhan agar setiap keterperosokan tak membuat kita terlalu kaget dan setiap kemenanjakkan tak membuat kita menjadi bangga diri. Suamiku adalah seorang petarung. Allah telah menuliskan namanya di antara nama-nama yang berlalu. 9 tahun aku hanya punya tepo seliro untuk menjadi anak yang patuh pada orang tua dan istri yg taat pada suami. yang semula kubenci padanya