Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

Ayahmu

Aku hanya bisa melihat sendunya suasana hati adikmu yang begitu pilu ditinggal meninggal ayahmu. Saat ia berhaji dan memimpin jamaah haji, saat ia difoto di pantai bersama mamamu, saat ia mengajar, saat kalian berfoto bertujuh di masjid yang kukenal, saat ia menjangkau ponakanmu, saat ia bercanda dengan ponakanmu. Aku hanya orang asing yang tidak pernah bertemu langsung dengan beliau. Tapi terkesan jelas bahwa ia penyayang dan pekerja keras. Ia figur ayah teladan di mana anak-anaknya pasti akan selalu mendoakannya, juga mencontoh dan meneruskan kebaikannya. Ketiga adikmu sangat terlihat bersedih dan kehilangan. Berita wafatnya ayahmu tersiar di nadi almamater sekolahmu. Yang kemudian aku tau, bahwa ia salah satu guru yang dihormati di pondok itu. Seperti Bilal bin Rabbah, yang tak berubah saat tekanan melanda. Ia tetap menyebut "Ahad...Ahad". Meski telah diambil Tuhan, ayah tetaplah cinta pertama anaknya. Seperti cintanya Majnun pada Layla yang telah mati. Lalu Majnun b

Jangan Merana

Kata sebuah tulisan, hati itu luas tak berbatas. Bisa mengenang, mengharapkan, membenci, juga menyukai sesuatu. Jika ada yang bisa kukenang, itu adalah masa-masa ketika kumasih bersekolah dulu Jika ada yang bisa kuharapkan, kuharap aku menuruti keinginan hatiku untuk mendatangi wisuda ke 90 itu sekalian bertemu keluargamu untuk membalas kedatanganmu padaku menemui orang tuaku sebelum kita lulus. Jika ada yang bisa kubenci, aku telah membenci diriku sendiri yang mencetuskan keonaran ini. Jika ada yang bisa kusukai, itu adalah berjalan bersamamu dalam ikatan takdir yang direstui dengan nama pernikahan Tapi itu hanya bayangan belaka. Cerita semu khayalan hati. Hati yang mengkhianati dirinya sendiri atas takdir yang Tuhan gariskan.. Ia telah sempurna bersama yang lain, penggantimu seperti yang kau pinta. Jalani hidupmu sendiri, yakinkan kembali keputusan yang telah kau injak, senestapa apapun itu... Sebab, itulah jalanmu. Toh hidup tak selamanya nestapa. Hidup tak selamanya gulana. Ada

Hanya Rangkaian

Aku hanya punya pena dan kertas untuk menceritakan segalanya. Jika bisa kuputar waktu lewat Mesin Waktu, tentu tidak akan kuratapi kecewa di hati atas nuansa seperti ini. Nuansa bahagia semu yang membuatku ingin menarik akar permasalahannya namun akhirnya terjawab juga, selaras dengan apa yang kurasa. Mereka tidak nyambung denganmu. Hanya ada segelintir yang memahami namun tak bisa berbuat apa-apa. Lagu sedih dan kisah pilu membuat terjatuh kembali air mata ini Air mata yang tidak seharusnya keluar jika tangan ini kau genggam Aku telah memilih sekam dan meninggalkan permata dalam balutan jerami yang tidak kukenal. Padahal sebenarnya, permata itu yang kuharapkan