Hai Diarydears...
Aku mau cerita sekelumit jarak antara Jkt-Bondowoso yang menimpaku, hehehe #kesannya pedih amat*
Dianugerahi pasangan oleh Allah SWT adalah sesuatu yang indah, terlepas dengan segala kekurangan & kekurangannya. Suamiku ini berasal dari kota di hampir ujung kanan pulau Jawa, propinsi Jawa Timur. Sejauh-jauhnya saya pergi selama belum menikah, hanya sampai ke Jawa Tengah, yakni DIY Yogyakarta, itupun saat perpisahan SMP tercintah,hehehh #miris
Jodoh memang rahasia yang tak pernah kuduga. Dikenalkan dari temannya orang tua, maka jadilah ia.. wkwk #kun fayakun jika Allah SWT menghendaki #lurusin hati lagi takdir adalah anugerah Allah ^__^
Nah..
Pertemuanku dengan orang tua suami (ibunya) pada saat lamaran. Dan ketika resepsi pernikahan, tepatnya 21 Oktober 2012. Sementara itu, mengunjungi kota asal suami baru saya sambangi setelah tahun berikutnya..
Bertolak dari bandara Ir. H. Juanda Surabaya yang sebenarnya terletak di Sidoarjo #hehe, kaya kampus UIN Jakarta padahal di Ciputat Jawbar, kota mungil yang menurut saya msh pure itu masih harus ditempuh kurleb 5 jam ke d3pan. Lama kali?? Memang.. makanya sering sy sebut dg istilah safar atau perjalanan jauh.
Melewati Bangil, Pasuruan, Probolinggo tempat ada bakso enak kayak Bakso Sukowati Cikeas, Kraksaan, Paiton tempat PLTU nan megah, Besuki yang ada jalanan offroad berkelok seperti di Puncak-Jabar yang kadang ada penampakan monyetnya di kiri-kanan jalan, Pantai Bentar, dan sampailah ke kota Bondowoso.
Entah mengapa, kota yang tenang, nonpolusi di era sebwlum tahun 2017 ini, anak muda yg pintar2nya justru lebih tertarik keluar dari kota ini. Alasannya, kota ini cocok utk org tua di masa pensiun "kota pensiun". Aaah...ada-ada saja.
Di kehadiranku yang pertama, aku mengenal keluarga2 suami yang ada di sana. Berangkat bersama 4 orang adikku, orang tua dan nenekku, kami menikmati segarnya udara kota yang diapit 2 gunung itu. Alhamdulillah baik-baik. Makanan khasnya rawon, tongkol, tempe orak-arik campur pete, soto ayam, dan tapai Bondowoso. Saya tidak mengerti mengapa Bandung dan Bondowoso sama-sama memiliki tape sebagai makanan khasnya, apa ada kaitan dengan Roro Jonggrang? Itu mah di Yogya, wallahu a'lam.
Tape2 di sini kebanyakan diolah menjadi cake tape, bakpia tape, dodol tape, dan tape digadoin (?#%@) hehehe..
Kehadiranku yang kedua adalah saat aku hamil 6 bulan, anak pertama. Saat itu, bapak mertua masih ada. Tetapi saat di bandara Juanda, saya sempat ditegur petugas gardabrata sebwlum naik pesawat. Alasannya, ibu hamil harus didata khusus sebwlum terbang. Saya diwawancarai nama, usia, umur kehamilan, dan alamat serta tujuan oleh petugas. Okay demi keselamatan ibu sendiri, koq. Nah ternyata inilah hari terakhir saya dapat melihat wajah bapak mertua nan humoris dan jujur secara langsung! Beliau meninggal dengan tenang dan dimakamkan di TPU dekat musolah sana.. Makam di Jawa Timur tu nisannya kaya tudung marmer, karena gak ada tanah di tengah2nya.
Kehadiran ke 4 adalah ketika sy menghadiri pernikahan kk ipar yang dilangsungkan di rumah. Alhamdulillah sudah bawa 1 anak.. anak pertamaku senang dan cocok ada di sana. Alhasil, saya meninggalkan anak pertama selama tiga bulan di tahun 2014 itu dengan alasan, saya akan mendaftar kuliah guru dan ternyata saya telah hamil anak kedua secara tidak sengaja #waah... :x
Kunjungan ke 5 adalah tahun 2017 tanggal 29 Juni-5 Juli bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri dan acara 1000 hari Mbah Jamal, ibunda ibu mertuaku.
Namun pada 2017 tanggal 17 Juni, nenek saya wafat insy Allah husnul khootimah yg itu membuat sy byk merenung, apakah kematian saya begitu banyakbpenyambutan dari org-org sekitar, nantinya?
Aku mau cerita sekelumit jarak antara Jkt-Bondowoso yang menimpaku, hehehe #kesannya pedih amat*
Dianugerahi pasangan oleh Allah SWT adalah sesuatu yang indah, terlepas dengan segala kekurangan & kekurangannya. Suamiku ini berasal dari kota di hampir ujung kanan pulau Jawa, propinsi Jawa Timur. Sejauh-jauhnya saya pergi selama belum menikah, hanya sampai ke Jawa Tengah, yakni DIY Yogyakarta, itupun saat perpisahan SMP tercintah,hehehh #miris
Jodoh memang rahasia yang tak pernah kuduga. Dikenalkan dari temannya orang tua, maka jadilah ia.. wkwk #kun fayakun jika Allah SWT menghendaki #lurusin hati lagi takdir adalah anugerah Allah ^__^
Nah..
Pertemuanku dengan orang tua suami (ibunya) pada saat lamaran. Dan ketika resepsi pernikahan, tepatnya 21 Oktober 2012. Sementara itu, mengunjungi kota asal suami baru saya sambangi setelah tahun berikutnya..
Bertolak dari bandara Ir. H. Juanda Surabaya yang sebenarnya terletak di Sidoarjo #hehe, kaya kampus UIN Jakarta padahal di Ciputat Jawbar, kota mungil yang menurut saya msh pure itu masih harus ditempuh kurleb 5 jam ke d3pan. Lama kali?? Memang.. makanya sering sy sebut dg istilah safar atau perjalanan jauh.
Melewati Bangil, Pasuruan, Probolinggo tempat ada bakso enak kayak Bakso Sukowati Cikeas, Kraksaan, Paiton tempat PLTU nan megah, Besuki yang ada jalanan offroad berkelok seperti di Puncak-Jabar yang kadang ada penampakan monyetnya di kiri-kanan jalan, Pantai Bentar, dan sampailah ke kota Bondowoso.
Entah mengapa, kota yang tenang, nonpolusi di era sebwlum tahun 2017 ini, anak muda yg pintar2nya justru lebih tertarik keluar dari kota ini. Alasannya, kota ini cocok utk org tua di masa pensiun "kota pensiun". Aaah...ada-ada saja.
Di kehadiranku yang pertama, aku mengenal keluarga2 suami yang ada di sana. Berangkat bersama 4 orang adikku, orang tua dan nenekku, kami menikmati segarnya udara kota yang diapit 2 gunung itu. Alhamdulillah baik-baik. Makanan khasnya rawon, tongkol, tempe orak-arik campur pete, soto ayam, dan tapai Bondowoso. Saya tidak mengerti mengapa Bandung dan Bondowoso sama-sama memiliki tape sebagai makanan khasnya, apa ada kaitan dengan Roro Jonggrang? Itu mah di Yogya, wallahu a'lam.
Tape2 di sini kebanyakan diolah menjadi cake tape, bakpia tape, dodol tape, dan tape digadoin (?#%@) hehehe..
Kehadiranku yang kedua adalah saat aku hamil 6 bulan, anak pertama. Saat itu, bapak mertua masih ada. Tetapi saat di bandara Juanda, saya sempat ditegur petugas gardabrata sebwlum naik pesawat. Alasannya, ibu hamil harus didata khusus sebwlum terbang. Saya diwawancarai nama, usia, umur kehamilan, dan alamat serta tujuan oleh petugas. Okay demi keselamatan ibu sendiri, koq. Nah ternyata inilah hari terakhir saya dapat melihat wajah bapak mertua nan humoris dan jujur secara langsung! Beliau meninggal dengan tenang dan dimakamkan di TPU dekat musolah sana.. Makam di Jawa Timur tu nisannya kaya tudung marmer, karena gak ada tanah di tengah2nya.
Kehadiran ke 4 adalah ketika sy menghadiri pernikahan kk ipar yang dilangsungkan di rumah. Alhamdulillah sudah bawa 1 anak.. anak pertamaku senang dan cocok ada di sana. Alhasil, saya meninggalkan anak pertama selama tiga bulan di tahun 2014 itu dengan alasan, saya akan mendaftar kuliah guru dan ternyata saya telah hamil anak kedua secara tidak sengaja #waah... :x
Kunjungan ke 5 adalah tahun 2017 tanggal 29 Juni-5 Juli bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri dan acara 1000 hari Mbah Jamal, ibunda ibu mertuaku.
Namun pada 2017 tanggal 17 Juni, nenek saya wafat insy Allah husnul khootimah yg itu membuat sy byk merenung, apakah kematian saya begitu banyakbpenyambutan dari org-org sekitar, nantinya?
Komentar
Posting Komentar