Namanya Bu Nurhamidah. Ia seorang ustazah dengan penampilannya yang sederhana dan biasa naik motor. Selain mengajar, ia berbisnis makanan beku daging olahan.
Kala itu, aku baru saja dari tempat tukang urut anakku. Anakku sudah 3 malam badannya hangat (Desember 2015), agak pilek dan batuk juga. Sialnya, tukang urut tak berada di kediaman. Aku pun pulang melalui jalan pintas yang kutau. Saat melewati musholla Al-Mudzakarah, terdengar suara ibu2 berceramah dengan nada yang cepat, tegas, tetapimudah tercerna.
Ia menjelaskan tentang sebab kehinaan dan kemuliaan. Kehinaan itu, dihempas Allah dari tempat yang tinggi lalu disambar burung (Al-Qur'an), sesiapa yang berpaling dari ayat2 Tuhan, maka baginya kehinaan. Sedangkan mulia, tersandang bagi sesiapa yang menaati perintah Allah, menjauhi yang dilarang, dan membuktikan keimanan.
Ia juga menjelaskan bahwa Al-Qur'an itu Kalam (perkataan) Allah. Karena Allahnya Mahatinggi dan Mahamulia, maka Kalam inipun mulia. Bait demi bait Al Qur'an semula berada di Lauhul Mahfudz, namun satu per-satu turun melalui sebab agar menjadi pelajaran bagi kaum yang sesudahnya, misalkan tentang peristiwa Isra' Mi'raj Nabi SAW, perintah shalat, larangan meminum khamr, perintah wajib berjilbab, dan lain-lain.
Sebagai umat pun, kita tak boleh menyalahgunakan Al-QUR'AN, misal menyeduhkertas Al-Qur'an untuk diminum dan meyakini bahwa air rebusan Al-Qur'an dapat menyembuhkan. Ini salah karena meyakini ada yang lain dapat menyembuhkan adalah kemusyrikan dan Allah melarang menyekutukan-Nya. Namanya hati manusia kan sensitif, saat ada seorang yang sakit keras bisa sembuh setelah diberi air rebusan bakaran kertas Al-Qur'an dengan spontan kita akan mengatakan "fisik Al-Qur'an lah yang menyembuhkan".
Sikap kita terhadap Al-Qur'an seharusnya adalah menyelaraskan jalan hidup kita agar berpedoman pada Al-Quran, menjadikan rujukan hukumdan perilaku kita bertindak. Ayat2 Al-Qur'an dibaca mendapat pahala, membaca arti Al-Qur'an dengan maksud belajar (menghilangkan kebodohan diri) pun dianjurkan. Langkah terakhir setelah mengetahui hukum adalah dengan mengamalkannya.
Wallahu a'lamu bish-showab..
22:39
Sudut kamar yang damai, Jakarta
Komentar
Posting Komentar